Bahagianya Menjadi Seorang Ibu

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Tak terbayangkan sebelumnya jika aku harus menjadi seorang ibu pada saat usiaku masih terbilang muda, 23 tahun, dan masih menyandang predikat sebagai mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Tapi itulah pilihan yang aku ambil. Sebuah pilihan, yang mungkin bagi sebagian mahasiswi, bisa dibilang cukup berani. Betapa tidak, aku yang dikenal cukup aktif di organisasi ekstra kampus dan senang keluyuran (touring, camping dan nangkring, hehehe...), harus menjadi seorang istri dan merelakan aktivitas ekstra kampus untuk ditinggalkan. Menyesal? Tentu tidak, karena sebelum aku mengambil pilihan ini, aku sudah memikirkannya masak-masak dan hasil diskusi dengan sahabat-sahabat dekatku.

Nutrisi (Gizi) Untuk Otak Manusia

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Hasil survey PBB tahun ini menyebutkan bahwa kemampuan berpikir dibanyak negara, khususnya negara berkembang, mengalami penurunan. Hal ini akibat dari kurangnya pemberian nutrisi otak pada masa perkembangan anak dan juga pada saat dewasa. Padahal otak kita, meskipun beratnya hanya 2% dari berat seluruh tubuh kita namun memerlukan 50% dari seluruh kebutuhan energi tubuh kita. Oleh karena itu, konsumsilah makanan yang mengandung vitamin dan bergizi agar kebutuhan energi tubuh dan otak kita terpenuhi.

Makanan Otak
Semakin sering otak dipakai semakin banyak kebutuhan energi bagi otak. Yang dimaksud energi disini adalah zat gula (glukosa) dan oksigen. Selain itu, di dalam otak terdapat neurotransmitter (penghubung antarsel otak), dan masing-masing bagian otak memiliki neurotransmitter-nya sendiri-sendiri sehingga masing-masing membutuhkan asupan glukosa dan oksigen yang cukup agar otak dapat bekerja optimal.