Nutrisi (Gizi) Untuk Otak Manusia

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Hasil survey PBB tahun ini menyebutkan bahwa kemampuan berpikir dibanyak negara, khususnya negara berkembang, mengalami penurunan. Hal ini akibat dari kurangnya pemberian nutrisi otak pada masa perkembangan anak dan juga pada saat dewasa. Padahal otak kita, meskipun beratnya hanya 2% dari berat seluruh tubuh kita namun memerlukan 50% dari seluruh kebutuhan energi tubuh kita. Oleh karena itu, konsumsilah makanan yang mengandung vitamin dan bergizi agar kebutuhan energi tubuh dan otak kita terpenuhi.

Makanan Otak
Semakin sering otak dipakai semakin banyak kebutuhan energi bagi otak. Yang dimaksud energi disini adalah zat gula (glukosa) dan oksigen. Selain itu, di dalam otak terdapat neurotransmitter (penghubung antarsel otak), dan masing-masing bagian otak memiliki neurotransmitter-nya sendiri-sendiri sehingga masing-masing membutuhkan asupan glukosa dan oksigen yang cukup agar otak dapat bekerja optimal.


Makanan pokok otak ada dua, yakni: zat asam dari pernapasan dan nutrisi dari makanan. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, konsumsilah makanan yang bervitamin dan bergizi serta berikan ASI seoptimal mungkin bagi bayi karena ASI mengandung asam lemak yang dibutuhkan otak.

Nutrisi otak sebenarnya tersedia dalam makanan seperti ikan, daging, telur, susu, sayuran dan lain sebagainya. Namun hal itu tidaklah cukup jika kita tidak hati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang mahal dan mewah belum tentu akan memberikan nutrisi yang cukup untuk otak kita, malah jika berlebihan akan memberikan penyakit seperti kelebihan kolesterol dan penyakit lainya. Sedangkan makanan yang sering kita anggap murah seperti ikan teri, tempe dan lalap-lalapan sebenarnya cukup baik untuk memberikan nutrisi bagi otak. Ikan teri misalnya, memiliki kandungan protein 3 kali lipat dari daging sapi (protein pada 1 Kg ikan teri = protein pada 3 Kg daging sapi), demikian juga protein pada tempe setara dengan 3 kali lipat protein pada susu sapi. Sementara lalap-lalapan akan memberikan vitamin C dan antidioksidan bagi tubuh kita.

Menjaga Kesehatan Otak
Sebagaimana anggota tubuh yang lain, otak juga perlu dijaga agar tidak terjadi kerusakan. Berikut ini ada 9 penyebab terjadinya kerusakan pada otak:

* Tidak Sarapan. Sarapan nasi membuat tubuh mendapatkan pasokan glukosa yang cukup karena nasi mengandung karbohidrat yang tinggi. Glukosa ini akan dialirkan ke otak melalui darah sehingga otak dapat bekerja optimal.
* Makan Berlebih. Makan yang berlebih akan mengubah glukosa menjadi lemak jenuh yang membebani pembuluh darah otak sehingga akan melemahkan kerja otak karena otak kurang mendapatkan oksigen dan glukosa yang segar.
* Tidur Berlebih. Tidur yang cukup (7-8 jam perhari) sangat baik untuk mengistirahatkan otak, tetapi jika berlebihan dapat menyebabkan matinya sel-sel otak, terutama jika tidur dengan menutup mata maka otak akan lebih banyak menerima karbondioksida dan akan merusak otak.
* Penggunaan Gula Berlebih. Mengkonsumsi gula buatan (gula pasir, gula merah, madu) secara berlebihan dapat mengganggu penyerapan protein dan nutrisi sehingga otak tidak berkembang secara sehat.
* Rokok. Rokok dan asap rokok dapat mengakibatkan otak terbakar dan dapat menjadi salah satu penyebab penyakit Alzheimer.
* Polusi Udara. Polusi udara dapat menyebabkan pengurangan oksigen yang masuk ke otak sehingga dapat mengurangi keaktipan kerja otak.
* Berpikir Sewaktu Sakit. Sewaktu sakit, secara otomatis otak memerintahkan tubuh untuk istirahat. Jika otak digunakan untuk berpikir maka akan membuat otak bekerja melebihi kapasitasnya sehingga dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah otak.
* Jarang Bepikir. Jarang berpikir, berarti jarang menggunakan otak, akan melemahkan kemampuan otak karena otak tidak berkembang (tidak bekerja optimal) sehingga dapat mengajkibatkan kebodohan.
* Jarang Berolahraga. Olahraga tiga kali seminggu, minimal 25 menit, akan menyehatkan tubuh. Sebaliknya olahraga yang kurang akan membuat fisik kita lemah dan mudah sakit. Pada saat fisik lemah dan sakit, otak tidak dapat bekerja secara optimal.

Untuk memaksimalkan kemampuan otak, sejak dini otak harus diberi rangsangan-rangsangan (stimulus) yang cukup sehingga dapat melatih otak untuk bekerja lebih baik dan lebih optimal. Stimulan untuk otak kiri dapat dilakukan dengan melatih bahasa, logika, matematika, membaca dan menulis, atau yang berhubungan dengan hitungan dan analisa. Sedangkan stimulan untuk otak kanan dapat dilakukan dengan menggambar, bernyanyi, berpuisi, banyak bergaul atau yang berhubungan dengan imajinasi, emosi dan interpersonal. Selain itu, hidup sehat, bersosialisasi (bergaul) dan berwawasan luas akan membuat otak semakin berkembang.

Sumber: Bulletin PT. Askes.

Bunda

Artikel terkait:


1 komentar:

Thanks ya atas komentarnya...